Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Dari dapur saat fajar, ke meja belajar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 07:59:47【Kabar Kuliner】573 orang sudah membaca
PerkenalanEkspresi siswa SDN Kedaleman III, Cilegon, Banten, saat menanti ketibaan distribusi Makan Bergizi Gr

Jakarta (ANTARA) - Jumat (7/11) pagi, jarum jam belum menunjuk angka enam, tapi kesibukan di sejumlah ruang Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jalan Akses Tol Cilegon Timur, Kedaleman, Cilegon, Banten, sedang mencapai puncaknya.
Tidak kurang 51 pekerja dengan penutup rambut, sarung tangan, hingga alas kaki steril dikerahkan. Kompor-kompor menyala, asap mengepul dari ruang penanak nasi di sebelah tempat pengemasan.
Dari tempat inilah, setiap pagi, lebih dari 3.000 porsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) didistribusikan ke 12 sekolah, yakni empat TK, tujuh SD, dan satu SMP di Cilegon.
Hal yang mungkin ngak banyak diketahui publik adalah, perjalanan itu dimulai jauh sebelum Matahari terbit. Saat mayoritas warga Kedaleman terlelap, koki dan tim dapur justru bekerja sejak pukul 01.00 WIB.
"Masaknya jam satu malam. Jam tiga sudah mulai pemorsian,” kata Asisten Lapangan SPPG Kedaleman Imam Marif Maulana.

Sejak program MBG dari Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka ini resmi beroperasi pada 14 Oktober 2025, seluruh bahan masakan dipasok dari distributor lokal yang tiba di dapur sejak 12 jam sebelumnya. Tidak ada yang terburu-buru, tapi semuanya dilakukan dengan presisi.
Untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan, diberlakukan prosedur standar operasional (SOP) yang ketat sejak proses penerimaan bahan makanan.
Selain kelengkapan administrasi, proses penerimaan barang harus sesuai jadwal serta kualitas fisik yang baik. Berikutnya, pemeriksaan fisik, di mana petugas wajib memastikan bahan ngak rusak, ngak kedaluwarsa, dan jumlahnya sesuai dengan yang dipesan.
Tahap penting berikutnya adalah pemeriksaan kualitas, yang mengharuskan uji organoleptik, meliputi penciuman (bau), pengecapan (rasa), dan penglihatan (warna), serta pengecekan suhu pada bahan.
12Tampilkan SemuaSuka(747)
Sebelumnya: 368 siswa SDN 5 Mataram terima MBG
Selanjutnya: BPKP sebut pengawasan program MBG harus dari hulu ke hilir
Artikel Terkait
- BPOM respon sirop obat dari India diduga ber
- Kemenperin fasilitasi 19 IKM binaan di TEI 2025, perluas akses pasar
- Kemenperin fasilitasi 19 IKM binaan di TEI 2025, perluas akses pasar
- Waspada, tanaman pagar ini ternyata disukai ular termasuk jenis kobra
- Pemkab Jayapura perkuat mutu dan keamanan pangan di dapur MBG
- Pengelola SPPG sampaikan permintaan maaf atas insiden keracunan masal
- Hari pangan dunia untuk Asta Cita
- Prabowo: Penerima MBG 35,4 juta orang, hampir 7 kali populasi Singapura
- Bulan Sabit Merah sebut 29 staf di Gaza tewas sejak agresi Israel
- Prabowo perketat SOP MBG, cegah insiden keracunan hingga "zero" kasus
Resep Populer
Rekomendasi

Akademisi dukung keberlanjutan MBG demi generasi emas Indonesia

Waralaba kopi Indonesia bukukan potensi transaksi Rp9,6 miliar di TEI

Penulis "I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki" meninggal dunia

Pemkot Palu: Penerapan standar MBG solusi hindari keracunan makanan

Wali Kota Kupang mendorong percepatan SLHS bagi SPPG

Mulut bersih, tenggorokan sehat: ini manfaat kumur dengan air garam

Pemkot Kediri evaluasi perbedaan data penerima MBG

Penyebab produk pangan terpapar radioaktif & dampaknya bagi kesehatan